![](https://scontent-b-nrt.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/t1.0-9/1625484_652443464793300_1697704925_n.jpg)
Seringkali saya membaca berita tentangkisah-kisah pilu dan
menyedihkan para TKW (Tenaga Kerja Wanita) yangbekerja di Saudi Arabia.
Kisah atau cerita yang diangkat berdasarkandari cerita para TKW atau
karena pengamatan selintas kita tentangkeadaan para TKW waktu bertemu di
mall-mall, di restaurant ataupun di
Rumah Sakit. Sebetulnya
kalau kita mau jujur terhadap diri kita sendiri, para TKW/ PRT (Pembantu
Rumah Tangga) itu sudah diperlakukan tidak layak dan tidak manusiawi
sejak sebelum keberangkatan mereka ke Saudi.
Pernahkah teman-teman melihat pemandangan di bandara Soekarno-Hatta, bagaimana para petugas, baik petugas dari PJTKI-nya atau petugas bandara memperlakukan TKW/ PRT yang akandiberangkatakan ke Saudi Arabia khususnya..??
Mereka digiring-giring seperti ternak,seringkali mereka dibentak-bentak bahkan dicaci maki. Saya sering
melihat pemandangan seperti itu, karena setiap 6 bulan sekali atau 1tahun sekali saya pulang pergi Riyadh- Jakarta, Jakarta- Riyadh. Pemandangan seperti itu, bukan pemandangan yang langka. Para TKW itu setelah digiring-giring seperti bebek, mereka biasanya duduk bergerombol dilantai. Ada pemandangan yang berbeda tentang kelakuan dan tingkah para TKW, dari TKW/ PRT yang akan berangkat ke Saudi dengan tingkahnya para TKW/ PRTyang mau pulang dari Saudi. Para TKW yang bergerombol di bandara Soeta, kebanyakan mereka diam dan tidak banyak omong.
Tapi coba perhatikan para TKW/ PRT di bandara KKIA Riyadh yang mau pulang ke Jakarta, berisiknya minta ampun. Kalau ngomong saja sampai teriak-teriak, bahkan pernah saya lihat ada yang joget-joget segala, sampai ada yang diteguroleh satpam-nya bandara KKIA.
Di
bandara Soeta dokumen2 keberangkatanpara TKW, saya perhatikan semuanya
sudah diurus oleh petugas dari PJTKImasing2. Setelah masuk ruang tunggu
pesawat dan terbang ke Saudi,barulah TKW itu bertanggung jawab atas
dirinya masing2. Ketika mereka sudah ada dalam pesawat Saudia/ GIA.
Mulailah para pramugari yang di uji kesabarannya oleh para TKW.
Saya
memperhatikan, betapa seringnya para pramugari yang cantik2 itu
membersihkan lavatory/ wc. Sambil tidak henti2 memberikan pengarahan
kepada para TKW yang menggunakan lavatory. Coba lihat lantai lavatory yg
menjadi penuh air, karena para TKW tidak tahu caranya cebok, tidak tahu
caranya membuang tissue.
Semuanya berceceran di lantai. Bahkan
cara mengunci wc pun mereka tidak tahu. Kalau kebetulan saya mau
menggunakan wc, seringkali sayapun ikut2an memberi tahu mereka. Bahkan
setiap saya pulang atau pergi Riyadh – Jakarta, saya pasti dan selalu
menjadi sekertaris dadakan paraTKW untuk mengisi kartu2 kedatangan
mereka.
Tahukah teman…?
Kalau banyak para TKW yang buta huruf…? Bahkan banyak dari para TKW itu yg tidak bisa berbahasa Indonesia…??
mereka
hanya bisa bahasa dari daerahnya sendiri. Jangankan bisa bahasa Arab
untuk bisa berkomunikasi denganmajikan, bahasa Indonesiapun mereka
banyak yang tidak tahu…? apalagi bahasa Inggris…? Itu sih bisa di itung
dengan jari kelingking. Mungkin dari 1 jt TKW yang ke Saudi, mungkin
cuma 1 yang bisa sedikit ngerti english…Itu kenyataan teman2.
Menyedihkan bukan..?? Terus apa yang mereka lakukan selama mereka ada di
penampungan..???? Ternyata adanya balai latihan kerja itu sepertinya
hanya formalitas saja, kadang2 tidak ikut latihan kerja juga mereka
sudah bisa punya sertifikatnya.
Halahhhh….tahu sendiri lah, di negara tercinta kita itu apapaun bisa dibeli asal ada uang. Level korupsinya
sudah
dari level paling rendah sampai level paling tinggi. Berdasarkan sumber
yang bisa dipercaya ( para TKW khususnya yang ke Saudi ) selama mereka
berada di penampungan itu, selama mereka sedang mengurus dokumen2 dan
menunggu datangnya visa.
Para TKW itu tidak belajar apa2.
Mereka hanya tidur2an, makan, minum, ngorol2 sampai malam. Setelah
mereka sampai di bandara KingKhalid Riyadh, karena tidak ada petugas
dari PJTKI yang mengarahkan
mereka, jadilah gerombolan para TKW
itu seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Bagaimana tidak
dibentak2 oleh petugas orang Saudi, kalau mereka disuruh berbaris
disebelah kanan, para TKW masih tetap bergerombol disebelah kiri.
Disuruh
mengantri satu2, malah mereka saling berebut. Disuruh memperlihatkan
paspor dan kartu kedatangan, mereka malah melongo. Ya iyalahhhh….petugas
mana yang tahann….?! Apalagi orang Saudi kebanyakan tidak sabaran, dan
suaranya yang kenceng2. Habislah para TKW itu dibentak2. Jangankan oleh
petugas orang Saudi yang tidak bisa berbahasa Indonesia, wong oleh
petugas orang Indonesia yang sebangsa saja, para TKW itu seringdibentak2
koq.
Setelah mereka selesai di proses di imigrasi dan selesai mengambil bagasi. Mereka semua dikumpulkan dan di
data,
sementara paspor para TKW itu akan dipegang oleh petugas Imigrasi.
Setelah itu para TKW akan dibawa ke ruangan tunggu khusus TKW,
sambilmenunggu dijemput oleh majikan masing2. Para TKW itu tidak akan
dikeluarkan dariruangan tersebut, kecuali dijemput oleh majikannya yang
nama majikannyatertera di paspor TKW tersebut. Kalau yang nama penjemput
TKW itu tidaksesuai dengan nama yang ada dalam paspor TKW, penjemput
tersebut harusmemperlihatkan surat kuasa penjemputan dari calon majikan
asli TKW itu.
Itulah alasannya mengapa para TKW dibandara King
Khalid di kumpulkan sebelum mereka dimasukkan ke ruangtunggu. Calon
majikan berada diluar sambil memelototi screen tv monitor.
Disana akan disebutkan nama TKW lengkap, nama majikan dan nomor urut
TKW. Kalau nama-nya sudah cocok, para majikanakan lapor ke meja petugas
sambil memperlihatkan kartu ID asli. Setelahitu mereka akan memanggil
TKW yang bersangkutan dan memberikanpaspornya. Setelah TKW dan
majikannya menandatangani surat-surat, barulah TKW itu bisa keluar
mengikuti majikannya. Itu prosedur yang masih saya ingat.
Kenapa
saya tahu tentang prosedur tsb..? karena saya pernah 2 kali mengambil
pembantu dari PJTKI Jakarta. Biaya yang dikeluarkan majikan
untukmengambil TKW, kurang lebih Rp. 28 juta. Bahkan ada yang membayar
lebih dari itu.
Untuk teman-teman yang berada di Indonesia
khususnya, ini sekedar informasisaja, tidak semua TKW yang datang dan
bekerja di Saudi Arabia itusemuanya mempunya majikan WN Saudi.
Di
Arab Saudi ini semua warga negara tersedia disini. Jadi para TKW itu ada
yang punya majikannya memang WN asli Saudi, tapi tidak sedikit para
majikan mereka itu warga negara lain yang mukim dan tinggal di saudi
Arabia. Soalnya masyarakat kita yang ada di Indonesia kan tahunya, kalau
TKW bekerja di Saudi Arabia, sudah
pasti saja majikannya warga negara Saudi.
Padahal tidak begitu…lho…!
Ada
yang majikannya WN Turki, Mesir, Sudan, Siria, Lebanon, Palestina,
Jordan, USA, Pakistan, India dsb. (capek kalau harus nyebutin satu
satu) Sudah hampir mau 10 tahun saya menetap di Saudi Arabia, mengikuti
suami yang WN Saudi. Karena menetap disini, tentu saja saya sering
sekali menjumpai TKW diluar rumah, baik di rumah para kerabat suami
saya, ataupun di rumah teman saya yang orang Saudi, berjumpa di pesta2
nya orang Saudi, bertemu di mall2, di rumah sakit (mengantar majikannya
yang sakit ), di restaurant, di tempat bermain anak2, Seringkali saya
menjadi penterjemah dadakan karena TKW nya tidak
mengerti sama sekali perintah majikannya.
Kalau
anda sudah lama tinggal di Saudi dan anda sering belanja di toko2
Indonesia, seringkali kita akan melihat ada TKW yang memang sedang
berbelanja atau TKW kaburan yang menunggu dijemput sesorang.
Tahukah
anda…?? kalau para TKW ilegal disini jumlahnya hampir sama banyaknya
atau mungkin lebih banyak jumlahnya daripada para TKW yang legal.
TKW
kaburan kebanyakannya bukan karena disiksa majikan atau karena tidak
digaji majikan. Tapi banyak TKW yang kabur itu karena keinginannya
sendiri. Ada yangalasannya karena mereka ingin mendapatkan gaji yang
lebih besar dari gaji yang didapat dari majikan asli. Bahkan banyak
yang jadi TKW kaburan karena mereka ingin bebas hidup bersama pacarnya
(para sopir2 Indonesia, para pekerja asing seperti Pakistan,
Bangladesh,
India). Itu bukan rahasia lagi kalau disini ada sindikat/mafia yang
akan menampung TKW kaburan. Seringkali saya membaca di surat kabar
lokal, kalau polisi telah merazia beberapa apartemen/
rumah2 kontrakan yang penghuninya hampir 99 % TKW ilegal asal Indonesia.
Dan ternyata mereka melakukan praktek pelacuran. Tarifnya cuma 50 sr (
120 rb ) sekali pakai. Germo wanitanya kebanyakan orang Indonesia asli,
pasangan germo yang laki-laki seringkali orang Pakistan
atau
Bangladesh. Menurut pengakuan mereka, kostumernya kebanyakan sopir2
taxi orang Pakistan atau pekerja kasar orang Bangladesh dan India.
Bahkan kadang2 ada juga sopir orang kita sendiri.
Para PSK asal
negara kita itu bukan hanya TKW kaburan saja, bahkan banyak yang datang
menggunakan visa umrah, begitu sampai di Jeddah mereka tidak pulang
lagi ke Indonesia, tapi mereka memilih menjadi TKW ilegal. Itu bukan
menjadi rahasia umum lagi disini.
Sepertinya setiap orang yang sudah lama mukim disini pasti sudah pada tahu soal itu. Pemerintah saudi Arabia
sebetulnya terlalu baik terhadap TKW ilegal tsb.
Kenapa….??karena
menurut pengakuan para TKW ilegal, kalau mereka sudah ingin
menghentikan petualangannya sebagai TKW ilegal dan mereka ingin
secepatnya pulang ke Indonesia, para TKW ilegal itu akan menyerahkan
dirinya sendiri ke kantor polisi (jadi bukan polisi yang menangkap
mereka, tapi seringkali TKW ilegal itu yg datang ke kantor polisi
menyerahkan diri minta ditangkap ). Karena dengan cara itu lah para TKW
akan di deportasi ke Indonesia dengangratis ( biaya tiket ditanggung
oleh pemerintah saudi arabia ).
Oleh polisi TKW itu akan
dijebloskan dulu ke penampungan TKW yang bermasalah/ bahkan banyak juga
TKW ilegal itu ditampung dipenjara2 wanita, sebelum menunggu proses
dipulangkan. Kalau mereka di interogasi, mereka akan memberi alasan
kabur dari majikankarena dipukuli dsb, dan mereka memberi alasan tidak
tahu alamat lengkap majikannya.
Bagaimana polisi mau mencari
majikan TKW tersebut kalau si TKW memberi alasan tidak tahu alamat
majikannya….? akhirnya TKW itu ditempatkan di penampungan dan sudah
pasti akan dipulangkan ke Indonesia. Wahh…teman2 jangan berfikiran
bahwa penampungan/ penjara wanita di Saudi menakutkan….
Menurut
sumber yang bisa dipercaya kebenarannya. Penampungan/ penjara wanita di
Saudi Arabia itu tempatnya sangat bagus. Makanan berlimpah ruah, malah
konon katanya mereka mendapat jatah uang bulanan untuk membeli
perlengkapan mandi sekitar 60 sr ( kurang lebih 140 rb ) per bulannya.
Sementara
para TKW cuma tidur, duduk2, nyanyi2 dan menikmati hari2 nya sambil
menunggu waktunya mereka di deportasi ke Indonesia.
Kenapa saya
tahu banyak tentang keadaan penampungan/ penjara wanita itu. Karena saya
pernah punya TKW yang menurut pengakuannya, ternyata dia sudah 7 kali
bekerja di Saudi Arabia, dan dia pernah 3 kali menjadi TKW kaburan, dan
4 kali menjadi TKW sukses. Untungnya dia termasuk TKW kaburan baik,
yang tidak pernahmenjadi PSK, dan saya percaya itu. Selama bekerja pada
saya selama 3 tahun, si mbak sebut saja namanya Sumi. Dia sering
menceritakan kisah petualangannya selama menjadi TKW kaburan, termasuk
selama dia berada di penjara wanita, dia juga menceritakan kisah
teman2nya TKW ilegal yang sama2 dipenampungan.
Jadi kalau ada TKW
yang pulang ke Indonesia dalam keadaan hamil, terus mengaku diperkosa
oleh majikan laki2/anak majikan laki2. Kita tidak harus begitu saja
mempercayaiomongan TKW itu. Karena kenyataannya disini, banyak sekali
TKW yangdihamili oleh pacarnya. Bukan diperkosa, tapi suka sama suka,
TKW hamil karena diperkosa memang ada, tapi TKW yang hamil karena suka
sama suka atau akibat karena melacurkan diri juga banyak.
Itu sudah bukan rahasia lagi disini. Sebagai seorang WNI, terus terang saya malu juga dengan kelakuan
sebagian
TKW yang tidak bertanggung jawab itu. Belum lagi di Saudi ini, TKW
dariIndonesia itu terkenal sekali dengan sihir-nya. Sementara di negara
Saudi hukuman untuk yang melakukan sihir sangat berat sekali.
Jadi
kalaupun ada TKW yang tidak pernah menyantet majikannya, tetep aja
kadang2 jadi kena getahnya. Cerita ini bukan omong kosong belaka. Saya
punya banyak rekan kerja orang Saudi. Hampir semua pembantu mereka pasti
orang Indonesia. Pernah ada keluarga pamannya teman sekantor saya yang
melaporkan pembantunya yang TKW Indonesia ke kantor polisi
karenaketahuan TKW itu memasukkan air kencing ke dalam minuman majikan
laki2nya.
Bodohnya TKW tersebut dia memasukkan air
kencingnya ke dalam air putih, bukan ke dalam air teh/ kopi terang saja
majikannya itu curiga, kenapa air minumnya berwarna ke kuning2 an.
Karena disangka majikannya air itu mengandung racun, akhirnya air itu
dibawa ke laboratorium. Hasilnya ketahuan, kalau air putih itu
mengandung air kencing, setelah di interogasi TKW itu mengaku kalau
diamemang sengaja memasukkan air kencing kedalam minuman majikannya,
supaya majikannya tunduk atau menyayangi TKW itu. Bahkan katanya lagi
dia pernah memasukkan darah menstruasi dia ke dalam masakan2 untuk
disantap majikannya. Menurut keterangannya, dia tidak sendirian
melakukan hal2 menjijikan tsb, tapi hampir sebagian TKW yang datang ke
Saudi melakukan hal2 seperti itu, karena mendengar cerita dari
senior2nya yang ex Saudi selama dipenampungan di Jakarta. Terus
mempraktekannya, akhirnya ketahuan dan dijebloskan ke penjara.
Teman saya yang orang Saudi itu, sampai khusus datang kepada saya dan bertanya, kenapa banyak TKW yang melakukan perbuatan seperti itu..? bukankah dalam Islam itu merupakan dosa besar..? dan TKW itu beragama Islam..? “ Saya sendiri bingung harus menjawab apa..? kenapa TKW itu berbuat hal2 menjijikan seperti itu, saya sendiri tidak tahu..? karena saya kan bukan TKW. Karena cerita itu berkembang dari mulut ke mulut, akhirnya saya dengar banyak rekan2 orang Saudi yang punya pembantu orang Indonesia memulangkan pembantunya. Alasannya, mereka takut makanan mereka dicampur oleh air kencing atau dicampur darah menstruasi.
Dan sekarang ini banyak orang Saudi yang mengambil pembantu dari Vietnam. Pernah saya mendapat pertanyaan konyol dari seorang Saudi, “ Di Indonesia ada listrik gak…?? ada telpon gak..?? ada Mac Donald gak…??”. Saya jawab saja, ” Tidak ada….!!! kami orang Indonesia masih hidup di gua gua…!!” hahahahahahaha.
Ternyata orang itu punya alasan sendiri, kenapa mengajukan pertanyaan seperti itu. Karena dia punya pembantu dari Indonesia yang tidak tahu caranya menggunakan setrika, mesin cuci atau alat2 lainnya yang menggunakan listrik.. Mereka membandingkan dengan keadaan disini, semiskin miskinnya orang Saudi semuanya alat2 rumah tangganya kan sudah modern dan menggunakan listrik.
Sekitar 3 tahun yang lalu , ketika saya berkunjung ke rumah mertua diluar kota Riyadh. Saya diperkenalkan dengan pembantunya tetangga dari mertua saya. Sebut saja namanya Yuyun, baru kenal saya satu hari Yuyun sudah menceritakan kalau dia punya pacar orang Yaman yang berjanji kan menikahinya kalau Yuyun pulang cuti nanti (kebetulan Yuyun, janda dengan anak 2 ). Yuyun menceritakan betapa baik si Yaman pacarnya itu, suka memberi Indomie, suka memberi pulsa, suka memberi uang jajan. Oia, Yuyun juga menceritakan kalau si Yaman itu suka masuk diam2 ke kamar Yuyun, kalau majikan2 Yuyun sudah tidur (majikan Yuyuncuma berdua. Sepasang suami isteri yang sudah tua ). Wahh….ternyata si Yuyun ini nekat juga. Ngapain aja hayohh…?? kalau sudah berduaan di dalam kamar? tidak mungkin kan cuma maen pasir…hehehe. Saya sudah wanti2 sama si Yuyun, supaya
tidak melakukan hal2 bodoh seperti itu.
Di Saudi ini kan yang namanya pacaran tidak diperbolehkan. Kalau ketahuan bisa dihukum karena ada
aturannya. Ternyata Yuyun mungkin sudah tak tahan juga. Setiap hari memasukkan si Yaman, lama2 masuk angin. Ketika kandungannya menginjak 4 bulan, si Yaman kabur entah kemana. Tinggalah yuyun dengan perut buncitnya, untung majikan Yuyun baik hati. Yuyun cepat2 dipulangkan ke Indonesia,
karena kalau sampai melahirkan disini tanpa ada surat nikah resmi, Yuyun bersama bayinya bisa dijebloskan ke penjara.
Selamatlah Yuyun dari hukuman cambuk karena kebaikan hati majikannya. Itu kalau pas kebetulan majikannya baik hati, pembantunya hamil cepat2 dipulangkan untuk menyelamatkan pembantunya. Coba kalau majikannya yang tidak mau mengerti. Mengetahui perut pembantunya yang tiba2 melendung tanpa ketahuan tukang pompanya, boro2 dipulangkan,malah kalau gak diserahkan ke kantor polisi, bisa2 malah langsung di buang di kolong jembatan layang .
Dan waktu pulang ke Indonesia dengan
membawa orok, untuk menutup malu biasanya TKW itu akan mengarang cerita
kalau oroknya itu hasil diperkosa atau hasil dipaksa. Padahal setelah
beberapa lama kemudian, TKW itu akan kembali daftar ke PJTKI untuk
kembali bekerja sebagai TKW di Saudi Arabia. Itulah sebabnya, walaupun
Saudi Arabia banyak dicaci maki di Indonesia oleh orang2 yang tidak tahu
kejadian sebenarnya, tapi tetap saja PJTKI selalu kebanjiran calon TKW
untukminta diberangkatkan ke Saudi Arabia. Kalau teman2 tidak percaya,
coba temen2 cek dan ricek ke PJTKI di Jakarta.
Teman2 akan
mengetahui ada berapa ribu TKW yg sedang menunggu mendapatkan visa
untuk bekerja di Saudi Arabia. Dan saya yakin sekali kalau di Saudi
Arabia, banyak sekali TKW yang semodel dengan si Yuyun.
Pemerintah
Saudi bukan tidak berusaha menekan serbuan datangnya para TKW ilegal,
khususnya yang datang dari Indonesia. Mulai dari 2 tahun yang lalu.
Semua warga Asing yang tinggal di Saudi Arabia, harus disidik jari lagi,
di photo lagi di imigrasi untuk disimpan di data base mereka.
Konon katanya untuk mencegah masuknya kembali TKW ilegal yang pernah dideportasi ke luar dari Saudi Arabia. Jadi para tenaga kerja asing yang pernah bermasalah di Saudi Arabia, tidak akan bisa mudah masuk begitu saja walaupun mereka sudah mengganti paspor bahkan mengganti namanya. Saya masih ingat pesan si mbak Sumi, bekas pembantu saya dulu. ” Ibu, kalau nanti saya sudah pulang, dan ibu mau mengambil TKW dari jakarta lagi. Ibu harus hati2. Jangan mengambil TKW yang asalnya dari T, P, B, L, S, C, M…karena banyak TKW dari sana yang jahat2.
Saya kasihan sama ibu kalau ibu mendapatkan TKW yang jahat, karena ibu orangnya baik ( saya disebut baik, padahal saya bawel sekali..hehe ), Saya kasihan sama si putri kalau diasuh oleh TKW yang tidak baik. Kalau saja saya tidak akan menikah lagi, saya mau selamanya bekerja di rumah ibu. Ibu harus tahu, tidak semua TKW itu datang kesini karena mereka mau menjadi TKW. Banyak lokalisasi pelacuran di Jawa Tengah dan di Jawa Timur yang di geregek polisi, terus parabekas PSK itu larinya ke PT, melamar untuk menjadi TKW. Dan kebanyakan mereka milihnya menjadi TKW di Saudi Arabia. Ya…ibu bisa bayangkan, mereka tidak akan menjadi TKW yang baik karena menjadi pembantu itu susah, paling2 begitu sampai disini juga para bekas psk itu akan kembali menjual diri. Jadiibu harus hati2 ya bu….!. Itu pesan si mbak sumi tercinta ( hallo…mbak Sumi.. sayang.. sehatkah mbak…?).
Akhir bulan Mei kemarin, ketika saya sedang di ruang tunggu seorang dokter mengantar kakak saya yang sakit. Kebetulan bertemu denga seorang TKW yang juga sedang mengantar majikannya berobat. Saya perhatikan majikannya, seorang perempuan Saudi yang sudah tua. Si majikan itu minta diambilkan air minum dari tas yang dibawa2 TKW itu. Saya mendengar jelas TKW itu ngomel2 terus dalam bahasa Indonesia. ”Dasar Babi, tadi ditawarin tidak mau, sekarang minta…!” Saya yangmendengar omelan TKW itu, jadi gatal juga. ” Emang dimana ada babi mbak..?!’. Si TKW itu tampak terkejut melihat saya. ” Eh…ibu orang Indonesia..?!” tanyanya. Sambil lalu, saya sedikit menasehati TKW tersebut untuk sekedar menjaga bahasanya. Ngomel sih ngomel, tapi masa babi sampai dibawa; Kalau majikannya ngerti itu kata babi,saya yakin tuh TKW sudah ditendang 10 kilometer oleh majikannya.
Sekelumit kisah2
diatas itu murni berdasarkan pengalaman saya pribadi. Dengan tidak
bermaksud mengambil kesimpulan bahwa TKW/ PRT dari Indonesia itu
semuanya jahat. Orang jahat itu ada dimana2. Tidak di Saudi Arabia,
tidak di Indonesia, tidak di Amerika, tidak di Eropa, tidak di Afrika.
Di semua tempat dibelahan dunia ini, orang2 jahat itu ada. Dan orang2
yang baik pun ada. Tidak semua majikan2 orang2 Saudi (khususnya) itu
jahat. Yang baiknya juga banyak sekali (makanya banyak sekali TKW yg
betah bertahun2 kerja di Saudi Arabia).
Majikan yang jahat
pun banyak, itu bisa kita lihat dari banyaknya TKW yang pulang ke
Indonesia dengan keadaan babak belur, bahkan seringkali pulang hanya
tinggal nama saja. TKW itu juga tidak semua orang yang baik dan jujur,
banyak sekali TKW yang jahat yang penuh tipu muslihat. Makanya sering
diberitakan di koran2 lokal disini, kejahatan yang pelakunya TKW/ Tenaga
Kerja Indonesia.
Baik dan buruknya pengalaman
seseorang, tidak menjadi tolak ukur baik dan buruknya satu bangsa/ ras
tertentu. Marilah kita sama2 dewasa dalam menyikapi permasalahan masalah
TKW ini khususnya TKW di Saudi Arabia
Tidak ada MEDIA INDONESIA yang mengekspose berita ini, kenapa? Kisah
TKW yang menggorok leher seorang BALITA di Madinah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar