PPC Iklan Blogger Indonesia

Sabtu, 02 Agustus 2014

Sebutan Islamphobia, Suatu Pelecehan Terhadap Islam

1389573641406669680

Islamphobia, kata atau sebutan yang sering terdengar; biasanya digunakan oleh Kaum Radikal, Intoleran, Rasis sebagai tuduhan dan tudingan terhadap mereka yang tak setuju dengan kelakuan mereka. Hampir semua orang yang berbeda idiologi (kekerasan, radikal, fundamental, rasis) dengan mereka, seagama atau pun tidak, distempel sebagai Islamphobia.

Tepatkah ....!?

Sebagai orang yang bersahabat dengan Psikologi Abnormal, tentu saja tuduhan seperti itu, merupakan sesuatu yang asal bunyi, asal omong, asal komen, atau bahkan Si Komentator tak tahu apa yang ia tulis (dan lakukan). Sebab, memangnya ada agama yang harus ditakutkan atau agama yang menakutkan!? 

TIDAK ada; sekali lagi TIDAK ADA.
Tapi, yang menakutkan adalah perilaku manusia, yang katanya beragama, yang melukan kekerasan, tindakan brutal, intoleran, dan hal-hal lain sejenis dengan itu.
Pada masa kini, banyak orang sinis terhadap agama (akibat kelakuan orang-orang yang gunakan agama sebagai alat kekerasan dan kebrutalan), kemudian diikuti dengan anti agama dan TUHAN, namun masih ada (banyak) manusia beragama. Itu adalah realitas sepanjang sejarah hidup dan kehidupan manusia masa lalu, kini, dan akan datang.
Berbagai ideologi, aliran filsafat, ajaran-ajaran, dan lain sebagainya, muncul dan hilang, akan tetapi agama tetap ada. Agama tidak pernah mati dan lenyap, dalam arti, bentuk-bentuk penyembahan manusia kepada Ilahi tetap ada dan terus menerus mengalami perkembangan.
Organisasi keagamaan bisa bubar; umat beragama bisa habis, namun agama, walaupun tidak abadi, tetap ada. Karena agama tetap atau tidak pernah lenyap, maka ajaran tentang (misalnya adanya) TUHAN - Allah yang diajarkan dalam dan oleh Agama-agama pun tetap ada.
Kaum agamawan - banyak orang di muka bumi, bisa berkata bahwa seandainya tidak ada agama, namun TUHAN - Allah tetap dan terus menerus ada, karena Ia tidak tergantung pada ada atau tidaknya agama. Agama muncul karena adanya manusia; atau karena adanya manusia maka maka tercipta agama. Agama untuk manusia? atau manusia untuk agama? atau haruskah manusia beragama? Keduanya (manusia dan agama) ternyata tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Agama hanya bisa terlihat sebagai agama (dalam arti, berdampak pada perubahan manusia secara utuh) jika ada manusia yang menjadi penganut atau umatnya. Agama tak berarti apa-apa jika tidak ada umatnya. Agama akan menjadi sekedar kumpulan orang-orang yang menjalankan suatu sistem ajaran jika tidak dijalankan oleh penganutnya. Agama akan mempunyai faedah jika para penganutnya menjalankan serta mengaplikasikan ajarannya dengan baik dan benar dalam hidup dan kehidupan setiap hari.

AGAMA memang tak bisa mati TETAPI umat beragama bisa MENAKUTKAN
(umat ber) Agama bisa menghancurkan PERADABAN
(umat ber) AGAMA bisa merusak semua tatanan hidup dan kehidupan manusia
(umat ber) Agama membinasakan semua sendi dan aspek hidup serta kehidupan manusia
(umat ber) Agama bisa meniadakan manusia serta kemanusiaannya

Itukah model (umat ber) agama!?

Agama yang dibelokan maknanya oleh orang-orang rasis - radikal yang penuh nafsu rasisme dan radikalisme; agama yang digunakan oleh manusia-manusia yang yang haus darah serta penuh kebencian; agama yang digunakan oleh manusia tak berotak

Mereka yang seperti itu, menggunakan agama (sebagai hasil ciptaannya itu) sebagai ALAT KEKERASAN, MENCAPAI TUJUAN POLITIK, dan sekaligus meraih KUASA dan KEKUASAAN.

Dan dengan itu, mereka telah menjadikan agama merupakan salah satu HASIL CIPTAAN MANUSIA yang paling MERUSAK hidup dan kehidupan MANUSIA. Dan jika, anda percaya agama datang dari Allah atau pun Tuhan, maka mereka pun menurunkan agama agar manusia merusak semua tatanan hidup dan kehidupan manusia; dan dengan itu, Allah atau pun Tuhan seperti itu, tak ada gunanya untuk peradaban manusia dan alam semesta

Jadi, apakah memang ada agamaphobia!?

Cari dan temukan dalam khasanah Psikologi Abnormal, apakah memang muncul terapi terhadap hal tersebut!? Agaknya agamaphobiaada di antara ada dan tiada. Oleh sebab itu, sebagai orang yang masih berpikiran normal, lebih baik dan sangat bermartabat, jika tidak menuduh sesamanya sebagai Islamphobia.

Karena, tuduhan ungkapan Islamphobia, justru menempatkan Agama Islam (dalam kebesaran dan kebenarannya), sebagai sesuatu yang bisa merusak jiwa manusia atau gangguan psikologis tertentu, sehingga disebut Islamphobia

Jangan merusak ISLAM dengan cara-cara yang rendah serta tak bermartabat; toh Islam pun tak bisa dirusak dan hancur.

Hanya orang yang tak sehat jiwanya dan cara beragamanyalah, yang bisa menuduh orang lain Islamphobia. Lebih dari itu, jika anda sehat tubuh, jiwa, rohani, maka tak mungkin mengalami gangguan kejiwaan yang disebut Islamphobia, sesuatu yang ada di antara ada dan tiada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar